Senin, 25 Januari 2021

Sepucuk Surat Untuk 25

Kita berdua mungkin punya kesamaan, kita sedang berlari. Aku berlari menuju sesuatu. Kamu berlari menjauhi sesuatu." (Rantau 1 Muara, Ahmad Fuadi)"


Mungkin kalimat diatas adalah kata yang tepat untuk kita. Surat ini akan sampai pada 25 Januari dimana itu bukan lagi hari-hari yang harus kita isi melainkan tidak berpeluk pada kita. Tetapi akan menjadi kisah abadi untuk kita. Pertemuan terakhir yang singkat itu tidak pernah berarti apa-apa untuk kita karena sesudahnyapun kita bukan lagi menjadi baik melainkan berlari entah kemana.

Kenapa sulit? 

Sungguh teramat sangat berat bagiku melepaskan itu semua. Kau tau kenapa?

Kenapa? 

Bukan hal mudah, tentunya.

Kita yang dulu selalu kuinginkan untuk bisa menjadi saling ternyata bukan. Kamu mengajarkan aku banyak hal, baik itu hal buruk ataupun hal baik. Aku tau itu semua bukan hal mudah buatku atau pun buatmu bahkan buat kita. 

Dengar! Aku tidak sama sekali membencimu, menghakimimu ataupun melupakanmu. Tapi aku mengucapkan banyak terimakasih kepadamu untuk semua ini. Dimana aku bisa lebih baik lagi untuk mencintai diriku sendiri dan seluruhnya pada diriku sendiri. Kamu pernah menjadi bagian terbaik dalam hidupku dan juga bagian terburuk dalam hidupku. Terbaiknya kamu mengajarkanku banyak hal dalam menghargai apa itu kebersamaan dan pertemuan terburuknya kamu mengajarkan aku arti pentingnya sebuah waktu.

Ya, itu waktu tentang kita yang sekarang bukan lagi apa-apa. 

Aku yakin kamu bisa berlari menuju yang kamu akan tuju tetapi bukan bersamaku. Atau kamu sedang berlari menuju hal itu? Ya aku doakan kamu agar bisa tiba disana dengan selengkung senyum yang pernah membuatku merasa diharapakan namun nyatanya aku tidak pernah diharapkan.

Percayalah aku tidak pernah bisa melupakanmu namun hadirmu dulu cukup membuatku gila dan tergila gila. Aku tidak sama sekali mengharapkan apapun darimu tapi nyatanya kamu malah mengharapkan apa yang ada dari diriku. Hei, aku hanya ingin bilang jadilah seseorang bijak bukan jadi seorang pengecut yang sewaktu-waktu bisa berubah menjadi baik. Baik saja belum tentu bisa apa lagi tidak sama sekali bukan?  

Kalau dulu hadirmu bisa membuatku gila dan kini ketidak hadiranmu membuatku percaya kalau aku lebih bahagia.

Tapi tunggu... aku tidak sejahat yang kamu pikirkan. Kamu tau begitu banyak pertanyaan yang selalu ingin kutanyakan kepadamu, Namun dari sekian banyaknya pertanyaan itu yang terbaik adalah 

'Apa Salahku Padamu?' 

'Dimana Dirimu pada saat itu?' 

'Kenapa?' 

Ahh, aku tau semua sudah terlambat bukan? Kalaupun kamu mau menjawab jawablah dalam hatimu sendiri. Karena yang ku tahu kau tidak tau apa tujuan yang akan kita tuju HAHAHA klise sekali Dude! 

Mungkin ini surat terakhir yang akan kamu baca tentang pertanyaan-pertanyaan yang ingin ku tanyakan padamu tentang kita. Aku pernah mendengar kata-kata bijak seperti ini, eh tunggu entah kata-kata bijak atau tidak tapi aku pernah mendengarnya. Kira-kira bunyinya seperti ini *Better late than never?' 

Kamu pernah mendengar juga bukan? 

Melupakanmu bukan perkara mudah.

Menyembuhkan hati juga bukan perkara yang mudah. Rasanya seperti ahh, aku tak bisa mengungkapkannya dengan kata-kata. 

Perang melawan diri sendiri adalah hal yang bodoh yang pernah kulakukan. 

Tapi dengar, kamu tidak tau itu sama sekali! 

Siapa disini yang patut disalahkan? Aku rasa tidak ada. Yang terpenting aku sudah melakukan tugasku dengan baik.

Sudah sudah! 

Masa tersulit yang pernah kamu turaikan sudah kulalui dengan baik aku sudah berdamai dengan itu. Namun kadang hati dan pikiran tidak pernah sinkron kecuali di waktu yang tidak bisa kita tentukan. HAHAHA. 

Maaf bila aku ada salah, maaf juga bila aku tidak menjadi yang kamu inginkan, maaf tidak bisa menempatkan janji itu dengan baik, maaf aku tak bisa menunggu lebih lama karena semua manusia pada dasarnya tidak suka menunggu dan beribu-ribu maaf pun mungkin takkan mengembalikan semuanya seperti sediakala. Aku tau maaf itu hanya kata-kata yang klise setelah semuanya berubah menjadi bukan siapa-siapa lagi. HAHAHA, lucu sekali! 

Tapi kamu harus percaya aku pernah mendambakan hal yang indah bersamamu tapi hanya sebatas mendambakan. 

But, have you ever apologized directly to me???  

Not Yet!! 

Oh iya sebelum aku mengakhiri isi surat ini aku hanya ingin mengatakan bahwa aku bahagia bisa dimiliki olehmu walaupun hanya sebatas mimpi, aku bahagia bisa diajarkan olehmu walau itu tidak menjadi kita, aku juga bahagia bisa diperkenalkan Tuhan padamu walau itu hanya sebatas jarak. Terimakasih telah mengajarkanku banyak hal. 

Dan ya, aku menulis ini bukan rindu tentang kita atau menyesal dengan ini tapi aku yakin kamu pasti tahu. Terimakasih.


'Hei... Kamu harus berlari menuju sesuatu yang kamu harus tuju!'

'Sudah!'

'Sejak kapan?' 

'Sejak berdamai dengan semua ini' 


#4181 kata untuk kita yang pernah ada dan harus belajar dari kita yang pernah gagal#


Jumat, 24 Januari 2020

Percayakah

Percayakah kau bahwa disetiap malam menjelang dan sebelum aku tertidur dengan nyenyak kusebut dua huruf nama depanmu?

Disetiap matahari terbit kusebut juga dua huruf nama depanmu?
Dan disetiap bulan memancarkan cahayanya juga kusebut dua huruf nama depanmu?

Kuceritkan pada mereka betapa itu membuatku senang, tersenyum disetiap kali kusebut dua huruf itu.

Kuingat disetiap malam kau menceritakan banyak hal yang tidak kumengerti namun membuatku terlelap dan kuraskaan kecupanmu dikeningku setiap kali kau mengakhiri ceritamu tanpa pernah merasa kecewa telah membuatku terlelap.

Kuingat disetiap aku terbangun dari tidurku, kau menatapku dengan senyum dan mengecup lembut bibirku. Aku percaya bahwa kita akan bersama selamanya.

Kuingat disetiap kata-katamu saat kita sedang berargumen
"Apa pernah aku memarahimu?"
"Apa pernah aku membentakmu?"
"Tidak" jawabku

Tapi lucunya aku tidak pernah bisa merindukanmu. Dengan semua cara yang kau buat tetap tidak bisa membuatku merindukanmu.

Kuingat disetiap kata-katamu saat sedang serius
'Bagaimana caraku agar bisa membuatmu merindukanku?'
"Apa yang harus aku lakukan?"
"Tidak ada" jawabku

Mungkin sudah terlalu banyak cara yang kau lakukan untuk itu semua namun aku tidak pernah melihatnya dengan hati atau dengan mataku sendiri karena...

Karena kau tau?
Dulu aku pernah melakukan banyak cara untuk membuat rindu ini tetap menjadi rindu yang dari hati dan dapat dilihat oleh mata namun sayang semua sia-sia

Rinduku sedang mengawasi rindumu apakah kita memang benar-benar sedang merindukan satu sama lain atau malah sedang mencoba merindukan seseorang yang bukan kita~

Kupastikan kita tidak akan bersama namun rinduku selalu mengawasimu.

Percayakah kau bahwa disetiap malam menjelang kusebut dua huruf nama depanmu? ~


April2019




Minggu, 24 November 2019

Masih Ingat Aku?



8 Agustus 2017 Chat terakhir kita dihari itu.

Hei.. Aku merindukanmu. Merindukan hal yang tidak penting darimu, ya aku selalu begitu. Ntah apa yang tidak penting darimu hahaha. Yang pasti aku rindu.
Hei.. Apa yang sedang kamu lakukan disana? Masih mengingatku tidak? Ah, aku rasa tidak. Tak mengapa yang penting aku rindu.
____

‘Kamu dimana? Aku pengen makan Dunkin Donut, temenin?’. Isi pesanku padamu
‘Lagi latihan ini. Boleh kira-kira sejam lagi bisa gak?’
‘Oke, hati-hati nanti ya’
‘Oke”
Iya isi chat yang gak penting itu yang aku rindukan lagi dan lagi. Kenapa? Karena ah, itu rahasiaku kalian tidak boleh tahu. Hihi.
____

Aku sipenyimpan rahasia baik tentangmu selalu berpura-pura untuk tidak merindukan apa-apa darimu. Oh iya, kamu masih ingat gak dimana pertama kali kita bertemu? Aku selalu terbayang akan menjadi teman hidupmu ditempat pertama kali kita bertemu. Tempat itu yang menjadi saksi bisu tentang pertemuan kita. Dimana pertama kalinya aku merasakan tentang adanya kamu didunia ini.
Disitulah ber-awal rahasia tentang kamu yang selalu kusimpan rapat-rapat sampai dengan waktu yang tak terhingga. Oh iya, kamu tahu tempat kedua, ketiga, keempat dan seterusnya yang membuat kita semakin dekat? Ah aku rasa kamu sudah lupa tidak apa-apa karena memang kamu tidak pernah melihat aku secara utuh cuman setengah-setengah. Tidak apa-apa.
____

‘Kamu lagi ngapain? Sibuk gak?’
‘Lagi main game, kenapa? Kemana kita?” hahaha.
‘Oh iya, temenin aku liat novel baru nanti sore. Bisa?’
‘Oke, nanti jam 4 aku jemput ya’

Lagi-lagi chat yang gak penting itu selalu aku rindukan. Iya itu akan selalu menjadi rahasiaku selama aku hidup. Hahaha. Dan ya, aku selalu berpura-pura untuk tidak merindukanmu. Karena aku tau kamu tidak pernah merindukanku sama sekali apa lagi untuk mengenalku. Nasibku.

Kamu tahu tidak, setiap kali kamu main kerumah atau hanya sekedar mampir itu memberikan kebahagian yang sangat bagiku. Tapi kamu tidak pernah tahu itu. Ada banyak cerita kita yang tak bisa kusebutkan satu-satu didalam cerita ini dan kurasa tidak penting juga lagian kamu juga sudah lupa dengan aku. Kubiarkan kisah kita menjadi sebuah kisah yang hanya bisa dilihat dan dirasakan ketika kamu atau aku sedang mengunjungi tempat dimana kita pertama kalinya bertemu.

Oh iya 5 bulan lalu aku baru saja mampir ketempat itu tepat dihari ulang tahunmu yang ke 26. Aku berlutut memandang kearah-Nya. Dan mengucapkan doa-doa tentang aku dan kamu jika memang terjadi wahh, betapa beruntungnya aku menajdi wanita didunia ini. Sudah lama sekali aku mengharapkan itu tapi sepertinya tidak akan terwujud. Ya, tidak apa-apa setidaknya aku sudah berusaha untuk adanya kita. Dan masih banyak lagi harapan-harapan yang kuinginkan tentunya bersamamu dan akan selalu bersamamu.

Kalau aku boleh jujur saat ini aku sedang merindukanmu. Merindukan tentang kita yang tidak akan pernah menjadi kita. Merindukan kamu yang lucu dan sedikit agak aneh tapi aku suka. Hahaha

‘Oh iya kalau aku boleh bertanya padamu, Jika kelak suatu hari nanti aku menangis sejadi-jadinya mengingat semua tentangmu yang melupakanku. Kamu mau tidak menghapus air mataku?’

Hahaha tentu pastinya tidak. Nasibku.

Hari ini aku benar-benar merindukanmu. Aku hanya ingin mengatakan ini padamu bahwa setiap hari aku selalu merindukanmu, menyebut 2 huruf nama depanmu, mengingat selengkung senyum yang kamu punya, mengingat gelak tawamu, mengingat sentuhanmu, dan mengingat semua tentangmu.
_____

Hei.. bay the way do you still remember me???

-2halaman532katatentangmu-


Sabtu, 26 Januari 2019

Tentang Aku & Ben

“Aku ingin bercinta denganmu, malam ini. Karena dibumi tempat yang paling indah adalah dikedalaman dirimu”.
“Jadi hanya itu yang kau inginkan dariku?”
“Tentu saja tidak. Tunggu ?”
“Tunggu apa maksudmu?”
“Tunggu sampai aku benar-benar menginginkanmu”.
“Bukannya kau mau bercinta denganku malam ini?”.
“Iya, itu keinginanku sejak kali pertama kita bertemu. Kau membangkitkan hasratku sebagai seorang wanita”.
“Hahaha benarkah?”
“Ya, itu benar Ben”.
_
Kepadamu yang tidak pernah kumengerti. Kepadamu yang tidak pernah kuketahui. Kepadamu yang tidak pernah kurasakan, dan kepadamu yang tak pernah kulihat. Kau bagaikan apa didunia ini, aku sendiri tak pernah ingin tahu siapa kau tapi Tuhan selalu punya cara tersendiri untukku, untuk mencari teka-teki yang selama ini telah kupecahkan sendiri tanpa sadarku. Siapa yang tau pikiran Tuhan.
Benturan itu membuat aku lupa dimana aku berpijak dan aku lupa pada siapa aku selalu meminta. Kepalaku penuh dengan yang entah apa isinya, yang hatiku selalu bilang bahwa aku tak dapat hidup dengan tenang selama kau masih ada dipikiranku.
Pergilah dariku dan jangan pernah kembali. Ucapan dalam hati untuk menenangkan pikiranku yang lainnya.
Tapi usaha dan usahaku selalu gagal. Ada saja orang-orang yang menginginkanku bahagia bersamamu.
_
Tak perlu kuutarakan bagaimana ini bisa terjadi yang jelas semua telah terjadi. Dan aku sudah sejauh ini. Teka-teki yang selalu diberikannya itu membuatku muak untuk memecahkannya. Aku tak peduli.
Harapan-harapan itu pergi begitu saja tidak permisi dan tidak meninggalkan jejak sedikitpun. Tak ada gunaku mencarinya, tak ada. Mereka pergi seperti angin entah kemana yang aku tak pernah tau dimana tepatnya mereka beristirahat dari lelahnya menunggu.
Mereka seperti monster jelek yang menjijikkan yang tak akan diterima oleh siapapun. Termasuk dia yang entah dimana keberadaannya.

Ada disana disuatu tempat yang paling aku damba-dambakan dari dia. Gila ini memang gila tapi itulah yang bisa kudambakan dari dia yang tak pernah luput dariku. Aku pun tak pernah berfikir mengapa harus itu dan kenapa tidak yang lain.
_
“Kamu yakin ingin bersamaku?”
“Ya, memangnya kenapa gak boleh?”
“Hm.. Bukan gitu”
Ciuman itu mendarat begitu saja. Hujan begitu menikmati hingga lupa mengeluarkan petirnya saat itu. Turun begitu derasnya yang membasahi seluruh bumi.
“Makasih”
Senyum bahagia merekah dibibirnya.
“Ini bukan kebetulan. Ini adalah rasa. Kamu menikmatinya?
“Iya. Kamu sudah mewujudkan impianku saat ini.”
“Ha? Impian apa maksudnya?”
“Impianku saat hujan datang ada seseorang yang menciumku ditengah derasnya hujan. Dengan rasa bahagia tanpa takut-takut dan tanpa malu-malu.”
“Jadi akukah yang mewujudkan impian itu?”
“Iya, Ben”
Waktu berlalu dengan cepatnya tak memberikan makna dan tak memberikan apa-apa pada kami. Jika yang kulakukan itu adalah salah atau benar.Aku juga tidak tahu
Aku pernah mendengar perkataan orang-orang “Jangan terlalu berharap, jika nantinya harapan itu tak pernah terjadi kau akan menjadi orang yang paling tolol didunia ini“.
Entah apa maknanya tapi yang kurasa adalah kenikmatan yang menikmati kebodohan sendiri dan menertawakannya lebar-lebar.
_
“Hei, bangun”
“Kamu mau ketinggalan untuk melihat matahari terbit?”
“Jangan bangunkan aku terlalu pagi. Jatah bangunku itu siang”
“Hahaha”
Kecupan hangat itu mendarat lagi, lagi dan lagi. Terus dan terus hingga kurasakan sampai keseluruh tubuhnya.
“Sudahkah kau menginginkan aku?”
Pertanyaan itu membuyarkan tatapan mataku pada matanya
“Tunggu sampai benar-benar kau juga menginginkan hal yang sama denganku”
“Kapan hal yang sama itu akan datang”
“Dari kedalaman dirimu yang belum kau ketahui, begitu juga aku”
“Aku”

-Dilemamenujumasadepan-

Jauh Di Dalam

Rasanya aku ingin mati. Tapi aku takut, takut tak bisa melihatnya lagi 
Rasanya aku ingin menghilang. Tapi aku takut, takut aku tak bisa kembali lagi
Rasanya aku ingin gila. Tapi aku takut, takut tak bisa waras lagi
Rasanya aku ingin lupa ingatan. Tapi aku takut, takut lupa kenangan kita
Rasanya aku ingin mati rasa. Tapi aku takut, takut tak bisa rasakan kehadiranmu
Rasanya aku ingin dewasa. Tapi aku takut, takut lupa bagaimana menjadi humoris
Rasanya aku ingin tertawa lepas. Tapi aku takut, takut lupa bagaimana menjadi sedih
Rasanya aku ingin terbang setinggi-tingginya. Tapi aku takut, takut lupa dimana aku berpijak
Rasanya aku ingin sendirian. Tapi aku takut, takut lupa bagaimana menjadi ramai
Rasanya aku ingin menjauh. Tapi aku takut, takut kau tak menoleh lagi kearahku

Sesungguhnya…

Jauh didalam diriku aku punya rasa takut kehilangan
Jauh didalam hidupku aku punya rasa keberanian untuk memiliki dan dimiliki
Jauh didalam hatiku aku ingin besamamu
Jauh didalam aku, aku punya emosi dan ego yang meledak-ledak
Jauh didalam hatiku disitulah semuanya bermula. Bagaimana aku melawan rasa ketakutan, keinginan, emosi dan ego dengan satu kepala dan bermiliar-miliar pikiran. Tapi kau boleh pecaya atau tidak aku tetap menunggumu dengan banyak alasan bahwa aku selalu membutuhkanmu bukan mencintaimu.
Dengan aku yang selalu membutuhkanmu makan cinta bisa datang
Dengan aku yang selalu melihatmu maka hati akan terbuka
Dengan kau yang selalu hadir maka mata akan melihat
Dengan kau yang selalu ada sekalipun tak kubutuhkan maka perasaan tak bisa berbohong
Dengan kau yang selalu berdebat dengan tatapan mata yang tajam maka jiwa akan tenang
Dan dengan doa kita selalu disertai
Sejujurnya…

Jauh didalam perasaanku aku mencoba menolong diriku untuk bangkit dan melihat keberadaanmu yang dekat namun terlihat jauh dimataku.

R.A.S.A.


Jika decak kagum yang kurasa 

Apa iya kau bisa terlihat nyata?
Kalau saja itu tak terjadi 
Apa mungkin kita sedekat nadi? 
Kurasa tidak!
Kalau orang-orang pernah bilang hidup hanya sekali aku akan melakukan yang terbaik dalam hidupku dengan menatapmu lebih lama lagi karena aku tak perlu repot-repot untuk melakukannya.
Waktu itu kita pernah sungguh-sungguh sangat dekat sekali bisa dibilang tak ada jarak antara kita. 

Entah karena degup jantungku begitu kencang nafasku tak terkontrol “oh, Tuhan inikah namanya surga?’ 
Tolong hentikan waktu ini sebentar saja aku ingin lebih lama lagi berada didekatnya dan menatapnya.
Tapi Tuhan bilang "besok masih ada waktu. Jika terus-menerus kau menatapnya takutku kau bosan”
Lagi-lagi kita dekat hampir tak berjarak dan kita mulai akrab. Tuhan benar, besok masih ada waktu. Tuhan yang sangat baik.
Tuhan yang baik, bolehkah aku memilikinya? 

Bukankah Engkau memiliki kami berdua? 
Apakah semua ini dosa?
Yaa… Bagiku mungkin. Kataku dalam hati.
Lagi-lagi, kita dekat hingga tak berspasi

Tertawa bersama, gila bersama
Bercerita layaknya seperti anak kecil 
Tentunya kita tak saling mengenal
Tuhanku yang baik

Dia itu siapa? 
Apakah dia seperti lukisan Monalisa yang misterius? 
Sebenarnya kami ini siapa?
Hari-hari berikutnya kita tak lagi ada ada jarak dan spasi 

Kita seperti pita dan rambut. Keduanya takkan terlihat cantik jika tidak dipadu-padankan.
Tuhan yang baik…

Jika ini bukan kebetulan lalu ini disebut apa? 
Engkau memang selalu melakukan pertemuan dan perpisahan yang menakjubkan.
Jika tanpaMu pada akhirnya kami bukan siapa-siapa.
Tempat itu takkan merubah tanggal,bulan dan tahun dimana kita pernah bertemu untuk pertama kalinya.

Andai saja dia punya alat tulis atau semacamnya untuk mencatatnya
Tanggal itu akan selalu ada ditiap tahun berganti

Bulan itu akan selalu berganti walaupun kita melupakan pertemuan itu dan tahun itu akan selalu merayakannya meskipun kita tak pernah mengingatnya.
Jika kelak nanti kau bersama yang bukan aku

Sesekali berkunjunglah
Sesekali mampirlah
Sesekali lihatlah
Barangkali aku masih ada disana untuk berkunjung dan melihatmu betapa bahagianya kita pernah bertatap mata tanpa rasa takut, tanpa rasa kesal melainkan rasa itu sendiri




#Rasayangjauhdidalamtentangbulanjuni

Minggu, 22 April 2018

RAHASIA KITA


    Rahasia itu mungkin hanya kita yang tau juga Tuhanmu dan Tuhaku juga alam semesta.
Sebelumnya kita tak berencana untuk memiliki sebuah rahasia atau yang berhubungan dengan rahasia. Namun ada saja hal yang tak terduga menjadikan adanya rahasia itu. Semua berawal dari keterbukaan yang tanpa sengaja menjadikan sebuah cerita yang menciptakan cerita-cerita menarik lainnya
Lucunya dari sekian banyak cerita yang kita ciptakan mengapa cerita ini yang sulit pergi dari pikiran kita dan membawa kita pada tahap ini
Ketika kau membaca ini mungkin kau akan tertawa sembari mengayunkan senyum tipis dan mengingat sebagian kecil kejadian ini dipikiranmu untuk memutar sedikit memori kecil tentang rahasia kita. Kuharap kamu tertawa sembari malu-malu HAHAHA
Tentu saja cerita ini tidak disengaja atau yang berhubungan dengan itu. Hanya saja naluri kemanusiaan selalu ada.
Awalnya kita bukanlah siapa-siapa, bukan sesuatu yang spesial untuk siapapun cuman kita agak sedikit sok dispesialkan oleh siapa saja HAHAHA

  Saat bertemu setelah bertahun lamanya kita pasti berharap sesuatu akan berbeda, nyatanya kita tetap sama saja tak ada bedanya. Hanya saja kau terlihat canggung saat kita bertemu kembali. Itu Kulihat dari matamu yang memancarkan sinar kebahagiaan.
“Ini rumah mantanmu bukan?” Katamu membuka cerita malam itu
Kulirik kau agak sedikit layas. Semacam ada hawa yang membuat tubuhku menjadi panas malam itu.

“Urusannya samamu apa!” Jawabku ketus yang sebenarnya sungguh malas untuk dibicarakan.
“Enggak ada sih, cuman memastikan saja”. Jawabmu sambil senyum-senyum

   Tak terasa cerita malam itu cukup panjang hingga kita lupa tujuan kita. Dan aku merasa malam itu adalah malam dimana kita bisa melepas rindu yang sudah sekian lamanya. Rokokmu hampir habis menyisakan beberapa batang lagi, kopimu mulai dingin yang menyisakan ampas kepada pagi.

“Tidurlah” Katamu dengan lembut
“Iya, sedang mencoba” Jawabku singkat
“Selamat malam” Ucapmu padaku
Selengkung senyum lebarku untuk membalas kata-katamu malam itu

Pagi menjelang ...
Udara pagi agak sedikit menyejukkan hidung agar sejuknya bisa kita rasakan bersama. Rahasiapun akan dimulai, tidak tahu kita termasuk dalam kategori apa pada saat ini yang kenyataanya kita memang bukan siapa-siapa. Entah angin apa yang membawa kita hingga melangkah sampai disini

“Apa yang sedang kau pikirkan?” Tanyaku takut-takut
“Menatapmu dengan jarak yang lebih dekat” Jawabmu dengan tersenyum

  Ya memang benar. Jarak kita pada saat itu tak berjarak. Kau mendekatiku dan memelukku dengan erat seolah tak ingin pergi bersama pagi. Wajahmu menatapku seolah berbicara tentang keterpisahan yang lama dan kau mengecupku dengan lembut kurasakan kehangatan tubuhmu. Nafasmu seolah bergerak mencairkan tubuhku yang kaku dan kau mencium bibirku dengan tatapan mata yang berani membuat bumi berputar sedikit lambat pada porosnya. Mungkin saat itu kita berfikir bahwa kita sedang bermimpi tetapi kelihatan nyata.

“Sudah cukup, aku gugup!” Bisikku padamu
“Kau terlihat lucu saat gugup.” Kau tersenyum dan mengecup keningku. Dan kita tertawa bersama
“Kau takut?” Tanyamu lagi
“Iya “ Jawabku
“Aku tidak terburu-buru, tenanglah” Katamu meyakinkan dan mendekapku

   Sejak rahasia itu dimulai kita semakin dekat dan terasa menjadi satu. Kita sudah mulai berani berargumen, kita sudah mulai menunjukkan ketertarikan, kita juga sudah mulai berani menunjukkan hal-hal konyol yang sedang kita lakukan dan kejahatan-kejahatan kecil sering kita lakukan bersama

   Seiring berjalannya waktu kita semakin dekat yang menjadikan kita spesial diantara kita dan begitu seterusnya. Tetapi kita bukan siapa-siapa kita tak ada ikatan hanya saja dulu kita saling membenci sementara waktu terus berjalan kita tak lagi mengingat itu.

  Keinginan untuk saling memiliki itu belum ada. Kita masih takut untuk memulai yang ujungnya akan menyakiti hati lagi dan lagi, kita tak pernah memaksakan satu sama lain. Kita menjadi jauh seperti ini kusebut itu karena kita memang tidak spesial. Kadang ingin sekali kita bertanya dan menanyakan dihadapan diri sendiri atau dihadapan kita “Apakah kita saling mencintai???”
Yayaya...
Lagi dan lagi akan menjadi rahasia kita karena sebelum-sebelumnya kita pernah punya kehidupan lain sebelum kita bertemu dan kehidupan itu membuat kita berfikir untuk tidak menyakiti hati lagi dan lagi.
  Ini akan selalu menjadi rahasia Kita, rahasia Tuhan dan rahasia Semesta yang telah mempertemukan kita dibumi ini. Belum saatnya kita bercerita lagi tentang rahasia yang kita lalui bersama tetapi percayalah akan ada waktu dan tempat untuk kita mengenang rahasia kita.

“Kamu percayakan?” Tanyaku dalam hati

   Sejak saat itu aku ingin meminta maaf bahwa aku sudah berani melakukan kejahatan kecil kepadamu. Aku sungguh ingin meminta maaf sudah berani menjanjikan rahasia yang tak seharusnya menjadi rahasia kita.

Kamu lelaki hebat yang pernah kutemui dikehidupanku yang paling berharga karena kamu benar-benar konyol. Kamu pria hebat dengan berjuta tingkah aneh yang membuatku selalu melebarkan senyum setiap kali bertemu. Kamu pria hebat yang mengajarkan hal-hal kecil tentang menghargai orang lain dan kamu pria hebat yang pernah kutemui mampu menahan rasa gengsi agar terlihat mampu  dalam segala hal yang ternyata kamu adalah pria manja (hahaha Kamu lucu), kamu adalah pria yang pernah merusak lipstikku dihari minggu dan kamu juga pria yang berani melalui rahasia ini bersamaku mungkin hahaha.

   Dua pintaku diakhir cerita ini pertama biarlah ini akan menjadi rahasia kita sekarang, esok dan selamanya lebih tepatnya seiring berjalannya waktu. Dan aku belum benar-benar mencintaimu karena kamupun belum benar-benar ada keberadaannya. Janji-janji yang pernah kita ceritakan sebelum tidur menjelang jangan henti sampai disitu saja. Kedua tolong kamu putar lagu kesukaanku diplaylistmu lagu “Float Sementara” dan bila mana kita bertemu lagi ijinkan aku berdansa denganmu sebelum kamu, kita menjadi orang asing. Terimakasih untuk Kamu yang sudah mau meluangkan waktu untuk membaca ini.  

-Tolong maafkan aku sudah berani menciummu tanpa label apa-apa-

Senin, 06 Maret 2017

REVOLUSI CINTA

Saat itu ibadah hampir selesai. Kuperhatikan seseorang yang sedari tadi memandangiku. Aku beranggapan dia seperti ingin bertanya namun rada takut. Ahh, aku membiarkan dia tak kupedulikan dia. Saat itu aku butuh Tuhan untuk membantuku untuk memenuhi permintaanku.

Amin.. Kataku dalam hati.

Aaa! Aku terkejut bukan main, orang yang tadinya kupandangi ternyata dia sudah didepanku. Hampir kuucapkan kata kasar padanya. Sial ucapku dalam hati. 

Sam : Kak, boleh aku bertanya? Oh iya sebelumnya kenalin namaku Sam.

Bunga : Oh iya boleh, emangnya ada apa adik? Namaku Bunga.

Sam : Wah, nama yang bagus ya kak. 


Bunga : Yeah. Oh iya kamu mau bertanya tentang apa? 

Sam : Kakak pernah kecewa? Atau patah hati? 

Aku menghela nafas panjangku, ku arahkan pandanganku ke salib itu. Tepat disini, kita pernah bertemu beberapa tahun lalu. Dan anak ini mengingatkanku padamu. Ucapku dalam hati.

Bunga : Semua orang pernah merasakan kecewa dan juga patah hati. Ngomong-ngomong kamu kenapa bertanya begitu?

Sam : Rasanya kecewa seperti apa ya kak? Terus rasa patah hati itu bagaimana lagi?

Dia tidak menjawab pertanyaanku. Fvck..

Bunga : Rasanya berbeda-beda. Ada enaknya ada enggaknya.

Sam : Sebegitu susah rasanya ya kak?

Bunga : Rasa kecewa itu sangatlah sakit tak bisa dikatakan dengan apapun. Kau akan merasa dirimu hanyalah tikus percobaan. Kalau patah hati rasanya seperti harapanmu direnggut oleh orang-orang yang bahagia. Begitulah kira-kira.

Sam : Jadi kakak pernah merasakan keduanya?

Bunga :  Sekaligus

Sam : Terus kakak gak kenapa-kenapa?

Bunga : Kalau aku kenapa-kenapa, aku gak akan bisa menjawab pertanyaanmu. Kenapa kamu bertanya seperti itu?

Sam : Terlalu banyak orang-orang yang ku temui dengan jawaban berbeda-beda. Aku bertanya kepada kakak dan jawaban itu berbeda. Menurutku jawaban kakaklah yang paling singkat dan tepat. Kecewa sama dengan bahagia dan patah hati sama juga dengan bahagia.

Bunga : Bagus. Aku kira kau takkan paham dengan ucapanku.
Anak ini selalu mengingatkanku pada sosokmu yang misterius. Aku hampir kehilangan memori tentangmu. 

Waktu terus berjalan tak pernah berhenti. Pernah suatu saat aku beranjak dari tidurku. Dan pergi entah kemana, sejenak kupandangi kota ini yang sudah banyak menyimpan kebersamaan kita dulu. 
Mungkin kota ini tak bisa menuliskannya satu per satu. Secercah harapan dikepalaku datang, 
kuputuskan aku menusuri kota ini dari awal kita bertemu hingga kita tak lagi seperti dulu.

Hampir 3 jam lebih kujalani kota ini hingga malam tiba. Kudapati sisa-sisa kenangan kita dulu saat kita duduk berdua dan kau tiba-tiba menyuruh pergi hanya karena dia kau lihat di sudut kejauhan. Aku tersenyum. Kulanjutkan perjalananku menuju tempat lainnya dikota itu, dan aku membutuhkan konsentrasi penuh untuk memutar memori itu lagi.

Kuingat kembali ditempat ini, untuk pertama kalinya kita memulai percakapan. Aku tersenyum. Aku pergi lagi ketempat lainnya dimana kita pernah tertawa tanpa pernah menghiraukan orang disekitar kita.
Aku melaju lagi ketempat dimana aku pernah tertawa  lebar saat membohongimu.

Aku terus melaju dimana kita pernah tertawa disepanjang jalan ini menikmati malam dingin dikota ini. Dan seterusnya dan seterusnya hingga dimana kita berhenti untuk tak mengulang itu semua.
Orang-orang takkan pernah tau seberapa dekatnya kita, seberapa terikatnya kita, seberapa pentingnya kau bagiku dan seberapa besarnya rasa ingin memiliki bagi kita.

Ya, kadang cerita tak perlu dituliskan tak perlu dibicarakan dan tak perlu diceritakan pada orang yang hanya meng-angguk- anggukkan kepalanya dan berkata ‘ohh".
Terkadang kau adalah alasan dimana aku merasa kalau kita akan bersama. Terkadang kau adalah kekuatan bagiku dimana aku ingin terlihat gagah dan tangguh dimata mereka. Tapi aku tau aku manusia bukan siapa-siapa yang nyatanya berfluktuasi didalam kehidupan.
______

Aku tak tau apa yang akan terjadi besok. Dan nyatanya aku kembali bertemu dengan pangeran kecilku yang bernama Sam.
Ditempat yang sama dan aku tersenyum. Dia menemuiku dengan girangnya. Dan mengecup pipiku untuk mengucapkan 'Selamat Hari Minggu’. Kami duduk bersama dan menghabiskan waktu didalam gereja yang mempertemukan kami.

Sam : Kak, menurutmu cinta itu berevolusi gak?

Aku yang hendak ingin membaca alkitab tiba-tiba rasanya seluruh badanku remuk akan pertanyaannya.
*Tuhan, apa yang harus kujawab. Jika aku saja tak pernah tau apa itu arti cinta. Yang selama ini aku melakukannya sendiri dan tak berbalas*

Sam : Kak, kakak gak dengar aku bertanya?

Bunga : Ha? Oh, kamu bertanya apa?

Sam : Ah, kakak. Aku nanyak menurut kakak cinta itu berevolusi gak? Dengan wajah merajuknya sama seperti caramu merajuk

Bunga : Cinta itu tak berevolusi, dia semacam air yang terus mengalir kemana saja dia mau kemana saja dia suka. Selagi mampu mencintai dia akan terus mencintai, dia akan mengisi lembar per lembar dalam teorinya yang menunjukkan kalau dia itu adalah kedamaian bukan kebencian. Menyatukan rasa secara emosional bukan menyita waktu. Ahh semacam itulah aku gak tau apa yang baru saja kuucapkan

Sam : Jadi, cinta itu seperti itu ya kak?

Bunga : Gak. Tergantung caramu memulainya dari mana dan menjadikan dia seperti apa. Tak usah kau pikirkan, ingat saja teori air selagi masih mampu meng-airi dan menga-aliri lautan sungai dan semacamnya temukankan tempat yang nyaman dan tak menjadi bencana. Ah, terlalu banyak perkataanku. Nikmatilah

Sam : Sebenarnya aku baru saja memulai dan aku merasa tak mungkin untuk berhenti jadi kuputuskan untuk terus berjalan mencari yang menjadikanku baik dan lebih baik.

Bunga : Nah? Itu tau.

Amin.. Suara pendeta membuyarkan percakapan kami malam itu digereja.

_____

Aku tersenyum mendengar perkataannya berharap dia akan baik-baik saja dengan cinta yang dia punya.
teringat perkataanya tadi, aku baru saja memulainya dan tak mungkin aku berhenti. Senyumku melebar.

Sam : Kak, makasih ya udah mendengar semua pertanyaanku. Kuharap kakak menjadi cinta yang baik buatku. Sampai jumpa dilain waktu.

_____

Aku baru saja terbangun dari kenyataan ternyata aku baru sama memulai perjalanan imajinasiku, melihat jam yang masih pukul 02.00 dini hari menunggu mata terpejam.

Yaya sampai jumpa dilain waktu juga yang hanya bertemu didalam imajiku ucapku.

#SleepingAtLast

Sabtu, 10 Desember 2016

PAMIT




Kebanyakan orang datang dan pergi meninggalkan lukanya kepadaku tanpa permisi dan tanpa pamit juga tanpa mengetuk. 

Untuk keberkian kalinya orang-orang itu datang lagi dan membawa lukanya padaku yang memang terkhusus untuk luka-luka itu. 

Pertanyaanku adalah kapan mereka bosan padaku. Pada luka-luka yang telah mereka dapati dari orang-orang yang mereka sayangi. Entahlah. Padahal aku saja bosan. 

Seterusnya seterusnya dan seterusnya...

Seterus sikap dan perilakunya padaku. Yang enggak membuatku mudah untuk menerima kembali. Jika kutuliskan daftar kekecewaan itu mungkin 100 lembar kertas takkan cukup atau mungkin kertas-kertas itu tak sanggup menahan beban-beban huruf yang kutuliskan 

Kalo boleh aku berkata 'aku bosan mendengar luka-luka yang mereka dapati itu dan disinggahkan padaku dengan diakhiri tanda titik (.) 
Lalu aku juga boleh berkata 'untuk keberkian kalinya aku bosan mendengar ucapan-ucapannya untuk berubah 

Terus aku boleh berkata lagi, sekali lagi habis itu sudah. 

Untuk kesekian kalinya aku selalu gagal memberi sesuatu yang istimewa untuknya. Sesuatu yang istimewa itu yang datang dari hatiku yang tulus untuk membuatnya tersenyum tanpa harus berada didekatnya setiap episode-episode dikehidupnya.

Salah? 

Aku rasa yang salah itu dari mereka-mereka yang selalu menerima luka-luka yang didapati dari orang-orang yang mereka sayangi dengan sangat. 

Lalu salahku apa? Salah aku yang punya hati tulus? Salah aku yang berniat untuk membuat orang lain bahagia? Ahh, entahlah.. Entah dimana salahnya. 

Ketika aku berkata begitu mereka yang datang padaku lalu pergi itu diam sejenak. Memandangiku dengan penuh binar-binar dan linang air mata. 

Lalu aku menghapus air mata mereka, memeluk mereka seolah-olah aku tak butuh batu sandaran. Aku memeluk erat mereka seolah-olah mereka itu adalah dia yang kuharapkan bisa bersamaku saat ini bahkan sampai menua kelak.

Aku melepas pelukan itu dan berkata..
Ada saatnya hatimu berkata cukup untuk membahagiakan hatimu yang rapuh
Ada saatnya hatimu berdiam diri untuk melupakan rasa kekecewaan 
Ada saatnya hatimu tidur untuk memilih memulihkan serpihan yang porak-poranda itu

Mereka memelukku semakin erat dan menangis sekuat mungkin. Bahuku lelah menampung beban mereka sementara hatiku masih tertidur dengan tenang. 
Mereka menangis terisak-isak sementara mataku kehilangan jarak bayangnya yang terlalu sibuk mencari yang terbaik dari bayangan lain yang bukan aku 

Aku pamit dari hatimu yang habis didera oleh kebisingan rinduku yang tak beraturan dan kebisingan mulutku yang tak henti-hentinya bercerita tentang apa saja

Aku pamit dari ilusi-ilusi rinduku yang tak mungkin dilihat oleh matamu 

Aku pamit.. 


-Editor hati frans-


Senin, 08 Agustus 2016

KUPU KUPU NEBULA





Telah lama aku berharap pada apa yang sama sekali tak terharapkan. Telah lama aku menunggu segala apa yang tak pantas ditunggu. Terlalu membuang waktu untuk apa yang tak pantas diberi waktu. Entah dinamakan dengan apa semua itu. Tapi aku terus mencoba tanpa letih berfikir semua akan menjadi baik semuanya. Kubiarkan semua racun-racun itu menggerogoti pikiranku serta waktuku, menghabiskan sisa-sisa jam yang berjalan untuk menggantikan hari berikutnya. Siapa sangka ternyata itu membuatku terpental hingga keluar dari bumi ini. Aku gelap tanpa cahaya , pupil mataku mengecil-membesar untuk mencari cahaya tapi tak kunjung ada.


Aku gelap

Aku gelap

Aku dalam kegelapan


Waktupun berjalan hingga bertahun-tahun gelap itu tak pernah berubah menjadi terang. Aku belum terbangun dari hibernasi ini. Terpuruk dengan gelap dan dinginnya udara serta sedikitnya oksigen yang aku punya. Tekanan ini terlalu menyiksaku.


Aku dalam kegelapan.  

   
Aku rindu merasakan panasnya matahari, membludaknya debu-debu jalanan, ributnya angin yang saling berkejaran, tetesan setiap air hujan yang turun, dan kriminal yang sering terjadi padaku. Sesekali aku rindu gelang yang kugunakan ditangan kiriku serta sepatu kets yang selalu menemani kaki mungilku pergi kemana-mana. Aku tak punya sosok lain selain kegelapan ini, kegelapan yang semakin mengikatku untuk tetap selalu bersama. 


Mungkin dibumi sana masih ada harapan untuk melihat terang dan hangatnya matahari.
Aku rindu bagian dimana aku berperan dibumi sebagai ruang terbaik yang pernah ada. Aku tak biasa dengan kegelapan ini tak ada siapa-siapa disini hanya gelap yang ada tapi berkat tahun-tahun yang telah berjalan aku semakin terbiasa dengan gelap ini. 


Telanjang didalam kegelapan bukan bagian yang paling menyenangkan untukku dan ini adalah kenyataan. Aku bisa mendengar, aku bisa merasakan sesuatu yang ingin menjamahku, aku bisa menyentuh luasnya sayap-sayap dimana aku terdampar, tapi aku tak bisa melihat terang. Aku bisa mendengarkan percakapanmu dibumi. Dimana kau masih menginginkannya, dimana kau masih berbicara dengannya itu sebabnya aku berada jauh dari bumi. Jauh bumi jauh langit, omong kosong. 

Parade apa lagi yang akan kau permainkan. Aku belum bosan, aku menunggu. Tenang saja aku masih memiliki jantung yang sehat untuk kita bermain. Dan pastikan kau mengetahui permainan itu jangan sampai terjebak kembali sebab permainanmu tidak semudah rubik yang menarik. Aku yakin permainanmu melebihi sebuah rubik. Oleh karena itu aku berani menunggu. 


Entah hari apa dibumi saat ini yang pasti bukan harimu. Kuharap kau terjaga disana dan ku harap aku bisa segera keluar dari kegelapan ini. Sesekali aku mendengar suaramu bersamanya dan kau masih diliputi kenangan lama bersamanya. Semoga itu hanya lintas imaji ku saja. Zat feromon dalam tubuhku membludak ingin sekali rasanya aku tak ingin memiliki zat ini agar aku bisa tak merasakanmu.


Aku masih berada jauh dari bumi. Tapi aku melihat seisinya sangat tenang dan seolah tak ada apa-apa. Aku mungkin penemuan yang baru saja ditemukan oleh orang lain orang yang berada diluar bumi ini, mungkin!

Aku melihatnya dikejauhan aku bisa merasakan kesendirian yang dia alami. Tapi aku tak bisa bergerak. Kedua tanganku serasa mati rasa tak mampu untuk bergerak. Seperti kepakan sayap kupu-kupu yang kaku.


‘’Halo..Kau baik-baik saja? Kuharap kau baik-baik’’


‘’Tidak, tidak seperti yang kau harapkan. Aku buruk.’’


‘’Kenapa kau buruk? Bukankah ada aku terlihat lebih menyenangkan?’’


‘’Tidak!’’


‘’Kenapa?’’


‘’Kau jauh, kita tak mungkin bisa saling melihat. Kita hanya bisa mendengar. Ingat itu baik-baik”.  Tapi tunggu dulu.. Kau tahu aku ada disini dari mana?’’


‘’Ha-ha-ha. Kita tidak hanya bisa mendengarkan saja. Aku bisa merasakan keberadaanmu disini. Diruang kegelapan ini aku merasa kita akan menjadi lebih baik ketika kita saling berbicara walaupun tak saling melihat. Bukankah begitu?’’


‘’Kau benar juga. Aku baru menyadarinya, ngomong-ngomong makasih sapaan mu. Kenalkan aku Nebula, aku tak tau berasal dari mana yang pasti saat aku membuka mata aku berharap aku adalah terang dalam sebuah ruangan. Kamu siapa?


‘’.....’’


‘’Hei.. Kau mendengarkanku?’’


‘’Eee..Ya. Ya. Aku mendengarkanmu Nebula. Namaku? .... ‘’


‘’Siapa? Siapa kau? Kenapa kau berhenti berbicara? Kenapa kau lupa namamu? Ada apa denganmu?’’


‘’Panggil saja aku Bu.’’


‘’Apa? Bu ?’’


‘’Yaaaa’’


‘’Ahh.. itu tak baik. Tak kan ku panggil kau dengan sebutan Bu itu. Bagaimana kalau namamu kuganti menjadi Kupu-Kupu? Aku yakin kau berada dan terbang diatas sana yang ingin sekali menyentuhku.’’

‘Hmm.. Boleh, pilihan nama yang bagus sekali.’’

Begitulah percakapan itu terjadi. Awal perkenalan yang baik. Sedikit tak membosankan. Semakin hari semakin sering percakapan itu terjadi hingga aku lupa bahwa aku masih berada dalam kegelapan ini. Aku tak mengenalnya tapi keakraban itu ada dan nyata, kebersamaan itu ada, dan seolah-olah semua adalah nyata yang ada. 

Apa kabar bumi? Aku mendekatkan telingaku dan mendengarkan percakapanmu dengannya. Kalian terlihat nyata, terlihat saling mencari, terlihat semakin meng-ada-kan keberadaa kalian. Aku? Aku tak tau harus berkata apa aku sipemilik kata-kata indah itu bisa kehabisan kata. Caramu bercerita dengannya sangat terpancarkan harapan akan kebersamaan kembali, terpancar tanpa isyarat akan adanya keber-ada-annya aku padamu. Aku semakin menajuh dari bumimu. Tangisku tak dapat tertahan, tangisku adalah hujan dibumi yang tak dipahami oleh bumimu.

Aku mulai merasakan hal aneh yang terjadi. Kesialan-kesialan yang lama ku pahami kini jelas terlihat. Akulah sipencipta kesialan dalam diriku, akulah pelaku biadap itu, akulah kegelisahan itu, akulah kesalahan semuanya. Terkutuklah aku.

Hancur, bubar, meledak!

Aku terpental semakin jauh aku semkain kehilangan jejakmu kepakkan sayapku terbangun dan membentang luas aku mengelilingi kegelapan ini. Sebuah sinar terpancar seperti bintang yang menungguku untuk mengelilinginya. Aku menyesal!

Aku mencari Nebula. Aku memanggil-manggilnya tapi tak ada sahutan. Aku butuh Nebulaku. Nebulaku menghilang, tanpa jejak dan tanpa pamit.

(Nebula.. Nebula.. Nebula)

Dimana tempat kita bertemu lagi? Aku tak mau menunggu hingga menua.

‘’Kupu-kupu?’’

‘’Nebula?’’

‘’Dengarkan pesanku  baik-baik. Mungkin kita takkan pernah saling melihat tapi percayalah kita pasti saling menemukan teruslah terbang disana jangan pikirkan bumimu jadilah pancaran indah di luar bumi yang dapat dibanggakan. Jadilah sang penjaga disana, jangan berharap untuk terus tertidur. Jangan menunggu apapun hingga kau menua jangan lakukan itu. 

Jadilah kupu-kupu nebula terbaik diantariksa jauh dari bumi yang dapat memancarkan cahayanya untuk menenangkan bumi. Untuk menjaga bumi dan menjaganya juga jika perlu. 

Aku kupu-kupu nebula terbaik yang pernah ditemukan diluar bumi, selamat menikmati kehidupan diantariksa tanpa mengikuti jejakmu lagi, tanpa melihatmu lagi, tanpa menunggumu lagi. Kepakan sayapku telah terbangun kini aku terang, kini aku memaknai hidupku, kesialan itu telah berubah menjadi penjaga hati yang paling berhati-hati. Aku telah terbangun dari tidurku yang bertahun-tahun, pertanyaanku Dimana lagi akan kudengar suaramu? Dimana lagi Nebula ku berada?. Aku terbangun dengan sangat hati-hati tanpa menghapus jejakmu yang terlihat samar dari antariksa.