Senin, 06 Maret 2017

REVOLUSI CINTA

Saat itu ibadah hampir selesai. Kuperhatikan seseorang yang sedari tadi memandangiku. Aku beranggapan dia seperti ingin bertanya namun rada takut. Ahh, aku membiarkan dia tak kupedulikan dia. Saat itu aku butuh Tuhan untuk membantuku untuk memenuhi permintaanku.

Amin.. Kataku dalam hati.

Aaa! Aku terkejut bukan main, orang yang tadinya kupandangi ternyata dia sudah didepanku. Hampir kuucapkan kata kasar padanya. Sial ucapku dalam hati. 

Sam : Kak, boleh aku bertanya? Oh iya sebelumnya kenalin namaku Sam.

Bunga : Oh iya boleh, emangnya ada apa adik? Namaku Bunga.

Sam : Wah, nama yang bagus ya kak. 


Bunga : Yeah. Oh iya kamu mau bertanya tentang apa? 

Sam : Kakak pernah kecewa? Atau patah hati? 

Aku menghela nafas panjangku, ku arahkan pandanganku ke salib itu. Tepat disini, kita pernah bertemu beberapa tahun lalu. Dan anak ini mengingatkanku padamu. Ucapku dalam hati.

Bunga : Semua orang pernah merasakan kecewa dan juga patah hati. Ngomong-ngomong kamu kenapa bertanya begitu?

Sam : Rasanya kecewa seperti apa ya kak? Terus rasa patah hati itu bagaimana lagi?

Dia tidak menjawab pertanyaanku. Fvck..

Bunga : Rasanya berbeda-beda. Ada enaknya ada enggaknya.

Sam : Sebegitu susah rasanya ya kak?

Bunga : Rasa kecewa itu sangatlah sakit tak bisa dikatakan dengan apapun. Kau akan merasa dirimu hanyalah tikus percobaan. Kalau patah hati rasanya seperti harapanmu direnggut oleh orang-orang yang bahagia. Begitulah kira-kira.

Sam : Jadi kakak pernah merasakan keduanya?

Bunga :  Sekaligus

Sam : Terus kakak gak kenapa-kenapa?

Bunga : Kalau aku kenapa-kenapa, aku gak akan bisa menjawab pertanyaanmu. Kenapa kamu bertanya seperti itu?

Sam : Terlalu banyak orang-orang yang ku temui dengan jawaban berbeda-beda. Aku bertanya kepada kakak dan jawaban itu berbeda. Menurutku jawaban kakaklah yang paling singkat dan tepat. Kecewa sama dengan bahagia dan patah hati sama juga dengan bahagia.

Bunga : Bagus. Aku kira kau takkan paham dengan ucapanku.
Anak ini selalu mengingatkanku pada sosokmu yang misterius. Aku hampir kehilangan memori tentangmu. 

Waktu terus berjalan tak pernah berhenti. Pernah suatu saat aku beranjak dari tidurku. Dan pergi entah kemana, sejenak kupandangi kota ini yang sudah banyak menyimpan kebersamaan kita dulu. 
Mungkin kota ini tak bisa menuliskannya satu per satu. Secercah harapan dikepalaku datang, 
kuputuskan aku menusuri kota ini dari awal kita bertemu hingga kita tak lagi seperti dulu.

Hampir 3 jam lebih kujalani kota ini hingga malam tiba. Kudapati sisa-sisa kenangan kita dulu saat kita duduk berdua dan kau tiba-tiba menyuruh pergi hanya karena dia kau lihat di sudut kejauhan. Aku tersenyum. Kulanjutkan perjalananku menuju tempat lainnya dikota itu, dan aku membutuhkan konsentrasi penuh untuk memutar memori itu lagi.

Kuingat kembali ditempat ini, untuk pertama kalinya kita memulai percakapan. Aku tersenyum. Aku pergi lagi ketempat lainnya dimana kita pernah tertawa tanpa pernah menghiraukan orang disekitar kita.
Aku melaju lagi ketempat dimana aku pernah tertawa  lebar saat membohongimu.

Aku terus melaju dimana kita pernah tertawa disepanjang jalan ini menikmati malam dingin dikota ini. Dan seterusnya dan seterusnya hingga dimana kita berhenti untuk tak mengulang itu semua.
Orang-orang takkan pernah tau seberapa dekatnya kita, seberapa terikatnya kita, seberapa pentingnya kau bagiku dan seberapa besarnya rasa ingin memiliki bagi kita.

Ya, kadang cerita tak perlu dituliskan tak perlu dibicarakan dan tak perlu diceritakan pada orang yang hanya meng-angguk- anggukkan kepalanya dan berkata ‘ohh".
Terkadang kau adalah alasan dimana aku merasa kalau kita akan bersama. Terkadang kau adalah kekuatan bagiku dimana aku ingin terlihat gagah dan tangguh dimata mereka. Tapi aku tau aku manusia bukan siapa-siapa yang nyatanya berfluktuasi didalam kehidupan.
______

Aku tak tau apa yang akan terjadi besok. Dan nyatanya aku kembali bertemu dengan pangeran kecilku yang bernama Sam.
Ditempat yang sama dan aku tersenyum. Dia menemuiku dengan girangnya. Dan mengecup pipiku untuk mengucapkan 'Selamat Hari Minggu’. Kami duduk bersama dan menghabiskan waktu didalam gereja yang mempertemukan kami.

Sam : Kak, menurutmu cinta itu berevolusi gak?

Aku yang hendak ingin membaca alkitab tiba-tiba rasanya seluruh badanku remuk akan pertanyaannya.
*Tuhan, apa yang harus kujawab. Jika aku saja tak pernah tau apa itu arti cinta. Yang selama ini aku melakukannya sendiri dan tak berbalas*

Sam : Kak, kakak gak dengar aku bertanya?

Bunga : Ha? Oh, kamu bertanya apa?

Sam : Ah, kakak. Aku nanyak menurut kakak cinta itu berevolusi gak? Dengan wajah merajuknya sama seperti caramu merajuk

Bunga : Cinta itu tak berevolusi, dia semacam air yang terus mengalir kemana saja dia mau kemana saja dia suka. Selagi mampu mencintai dia akan terus mencintai, dia akan mengisi lembar per lembar dalam teorinya yang menunjukkan kalau dia itu adalah kedamaian bukan kebencian. Menyatukan rasa secara emosional bukan menyita waktu. Ahh semacam itulah aku gak tau apa yang baru saja kuucapkan

Sam : Jadi, cinta itu seperti itu ya kak?

Bunga : Gak. Tergantung caramu memulainya dari mana dan menjadikan dia seperti apa. Tak usah kau pikirkan, ingat saja teori air selagi masih mampu meng-airi dan menga-aliri lautan sungai dan semacamnya temukankan tempat yang nyaman dan tak menjadi bencana. Ah, terlalu banyak perkataanku. Nikmatilah

Sam : Sebenarnya aku baru saja memulai dan aku merasa tak mungkin untuk berhenti jadi kuputuskan untuk terus berjalan mencari yang menjadikanku baik dan lebih baik.

Bunga : Nah? Itu tau.

Amin.. Suara pendeta membuyarkan percakapan kami malam itu digereja.

_____

Aku tersenyum mendengar perkataannya berharap dia akan baik-baik saja dengan cinta yang dia punya.
teringat perkataanya tadi, aku baru saja memulainya dan tak mungkin aku berhenti. Senyumku melebar.

Sam : Kak, makasih ya udah mendengar semua pertanyaanku. Kuharap kakak menjadi cinta yang baik buatku. Sampai jumpa dilain waktu.

_____

Aku baru saja terbangun dari kenyataan ternyata aku baru sama memulai perjalanan imajinasiku, melihat jam yang masih pukul 02.00 dini hari menunggu mata terpejam.

Yaya sampai jumpa dilain waktu juga yang hanya bertemu didalam imajiku ucapku.

#SleepingAtLast