Minggu, 22 April 2018

RAHASIA KITA


    Rahasia itu mungkin hanya kita yang tau juga Tuhanmu dan Tuhaku juga alam semesta.
Sebelumnya kita tak berencana untuk memiliki sebuah rahasia atau yang berhubungan dengan rahasia. Namun ada saja hal yang tak terduga menjadikan adanya rahasia itu. Semua berawal dari keterbukaan yang tanpa sengaja menjadikan sebuah cerita yang menciptakan cerita-cerita menarik lainnya
Lucunya dari sekian banyak cerita yang kita ciptakan mengapa cerita ini yang sulit pergi dari pikiran kita dan membawa kita pada tahap ini
Ketika kau membaca ini mungkin kau akan tertawa sembari mengayunkan senyum tipis dan mengingat sebagian kecil kejadian ini dipikiranmu untuk memutar sedikit memori kecil tentang rahasia kita. Kuharap kamu tertawa sembari malu-malu HAHAHA
Tentu saja cerita ini tidak disengaja atau yang berhubungan dengan itu. Hanya saja naluri kemanusiaan selalu ada.
Awalnya kita bukanlah siapa-siapa, bukan sesuatu yang spesial untuk siapapun cuman kita agak sedikit sok dispesialkan oleh siapa saja HAHAHA

  Saat bertemu setelah bertahun lamanya kita pasti berharap sesuatu akan berbeda, nyatanya kita tetap sama saja tak ada bedanya. Hanya saja kau terlihat canggung saat kita bertemu kembali. Itu Kulihat dari matamu yang memancarkan sinar kebahagiaan.
“Ini rumah mantanmu bukan?” Katamu membuka cerita malam itu
Kulirik kau agak sedikit layas. Semacam ada hawa yang membuat tubuhku menjadi panas malam itu.

“Urusannya samamu apa!” Jawabku ketus yang sebenarnya sungguh malas untuk dibicarakan.
“Enggak ada sih, cuman memastikan saja”. Jawabmu sambil senyum-senyum

   Tak terasa cerita malam itu cukup panjang hingga kita lupa tujuan kita. Dan aku merasa malam itu adalah malam dimana kita bisa melepas rindu yang sudah sekian lamanya. Rokokmu hampir habis menyisakan beberapa batang lagi, kopimu mulai dingin yang menyisakan ampas kepada pagi.

“Tidurlah” Katamu dengan lembut
“Iya, sedang mencoba” Jawabku singkat
“Selamat malam” Ucapmu padaku
Selengkung senyum lebarku untuk membalas kata-katamu malam itu

Pagi menjelang ...
Udara pagi agak sedikit menyejukkan hidung agar sejuknya bisa kita rasakan bersama. Rahasiapun akan dimulai, tidak tahu kita termasuk dalam kategori apa pada saat ini yang kenyataanya kita memang bukan siapa-siapa. Entah angin apa yang membawa kita hingga melangkah sampai disini

“Apa yang sedang kau pikirkan?” Tanyaku takut-takut
“Menatapmu dengan jarak yang lebih dekat” Jawabmu dengan tersenyum

  Ya memang benar. Jarak kita pada saat itu tak berjarak. Kau mendekatiku dan memelukku dengan erat seolah tak ingin pergi bersama pagi. Wajahmu menatapku seolah berbicara tentang keterpisahan yang lama dan kau mengecupku dengan lembut kurasakan kehangatan tubuhmu. Nafasmu seolah bergerak mencairkan tubuhku yang kaku dan kau mencium bibirku dengan tatapan mata yang berani membuat bumi berputar sedikit lambat pada porosnya. Mungkin saat itu kita berfikir bahwa kita sedang bermimpi tetapi kelihatan nyata.

“Sudah cukup, aku gugup!” Bisikku padamu
“Kau terlihat lucu saat gugup.” Kau tersenyum dan mengecup keningku. Dan kita tertawa bersama
“Kau takut?” Tanyamu lagi
“Iya “ Jawabku
“Aku tidak terburu-buru, tenanglah” Katamu meyakinkan dan mendekapku

   Sejak rahasia itu dimulai kita semakin dekat dan terasa menjadi satu. Kita sudah mulai berani berargumen, kita sudah mulai menunjukkan ketertarikan, kita juga sudah mulai berani menunjukkan hal-hal konyol yang sedang kita lakukan dan kejahatan-kejahatan kecil sering kita lakukan bersama

   Seiring berjalannya waktu kita semakin dekat yang menjadikan kita spesial diantara kita dan begitu seterusnya. Tetapi kita bukan siapa-siapa kita tak ada ikatan hanya saja dulu kita saling membenci sementara waktu terus berjalan kita tak lagi mengingat itu.

  Keinginan untuk saling memiliki itu belum ada. Kita masih takut untuk memulai yang ujungnya akan menyakiti hati lagi dan lagi, kita tak pernah memaksakan satu sama lain. Kita menjadi jauh seperti ini kusebut itu karena kita memang tidak spesial. Kadang ingin sekali kita bertanya dan menanyakan dihadapan diri sendiri atau dihadapan kita “Apakah kita saling mencintai???”
Yayaya...
Lagi dan lagi akan menjadi rahasia kita karena sebelum-sebelumnya kita pernah punya kehidupan lain sebelum kita bertemu dan kehidupan itu membuat kita berfikir untuk tidak menyakiti hati lagi dan lagi.
  Ini akan selalu menjadi rahasia Kita, rahasia Tuhan dan rahasia Semesta yang telah mempertemukan kita dibumi ini. Belum saatnya kita bercerita lagi tentang rahasia yang kita lalui bersama tetapi percayalah akan ada waktu dan tempat untuk kita mengenang rahasia kita.

“Kamu percayakan?” Tanyaku dalam hati

   Sejak saat itu aku ingin meminta maaf bahwa aku sudah berani melakukan kejahatan kecil kepadamu. Aku sungguh ingin meminta maaf sudah berani menjanjikan rahasia yang tak seharusnya menjadi rahasia kita.

Kamu lelaki hebat yang pernah kutemui dikehidupanku yang paling berharga karena kamu benar-benar konyol. Kamu pria hebat dengan berjuta tingkah aneh yang membuatku selalu melebarkan senyum setiap kali bertemu. Kamu pria hebat yang mengajarkan hal-hal kecil tentang menghargai orang lain dan kamu pria hebat yang pernah kutemui mampu menahan rasa gengsi agar terlihat mampu  dalam segala hal yang ternyata kamu adalah pria manja (hahaha Kamu lucu), kamu adalah pria yang pernah merusak lipstikku dihari minggu dan kamu juga pria yang berani melalui rahasia ini bersamaku mungkin hahaha.

   Dua pintaku diakhir cerita ini pertama biarlah ini akan menjadi rahasia kita sekarang, esok dan selamanya lebih tepatnya seiring berjalannya waktu. Dan aku belum benar-benar mencintaimu karena kamupun belum benar-benar ada keberadaannya. Janji-janji yang pernah kita ceritakan sebelum tidur menjelang jangan henti sampai disitu saja. Kedua tolong kamu putar lagu kesukaanku diplaylistmu lagu “Float Sementara” dan bila mana kita bertemu lagi ijinkan aku berdansa denganmu sebelum kamu, kita menjadi orang asing. Terimakasih untuk Kamu yang sudah mau meluangkan waktu untuk membaca ini.  

-Tolong maafkan aku sudah berani menciummu tanpa label apa-apa-