Senin, 25 Januari 2021

Sepucuk Surat Untuk 25

Kita berdua mungkin punya kesamaan, kita sedang berlari. Aku berlari menuju sesuatu. Kamu berlari menjauhi sesuatu." (Rantau 1 Muara, Ahmad Fuadi)"


Mungkin kalimat diatas adalah kata yang tepat untuk kita. Surat ini akan sampai pada 25 Januari dimana itu bukan lagi hari-hari yang harus kita isi melainkan tidak berpeluk pada kita. Tetapi akan menjadi kisah abadi untuk kita. Pertemuan terakhir yang singkat itu tidak pernah berarti apa-apa untuk kita karena sesudahnyapun kita bukan lagi menjadi baik melainkan berlari entah kemana.

Kenapa sulit? 

Sungguh teramat sangat berat bagiku melepaskan itu semua. Kau tau kenapa?

Kenapa? 

Bukan hal mudah, tentunya.

Kita yang dulu selalu kuinginkan untuk bisa menjadi saling ternyata bukan. Kamu mengajarkan aku banyak hal, baik itu hal buruk ataupun hal baik. Aku tau itu semua bukan hal mudah buatku atau pun buatmu bahkan buat kita. 

Dengar! Aku tidak sama sekali membencimu, menghakimimu ataupun melupakanmu. Tapi aku mengucapkan banyak terimakasih kepadamu untuk semua ini. Dimana aku bisa lebih baik lagi untuk mencintai diriku sendiri dan seluruhnya pada diriku sendiri. Kamu pernah menjadi bagian terbaik dalam hidupku dan juga bagian terburuk dalam hidupku. Terbaiknya kamu mengajarkanku banyak hal dalam menghargai apa itu kebersamaan dan pertemuan terburuknya kamu mengajarkan aku arti pentingnya sebuah waktu.

Ya, itu waktu tentang kita yang sekarang bukan lagi apa-apa. 

Aku yakin kamu bisa berlari menuju yang kamu akan tuju tetapi bukan bersamaku. Atau kamu sedang berlari menuju hal itu? Ya aku doakan kamu agar bisa tiba disana dengan selengkung senyum yang pernah membuatku merasa diharapakan namun nyatanya aku tidak pernah diharapkan.

Percayalah aku tidak pernah bisa melupakanmu namun hadirmu dulu cukup membuatku gila dan tergila gila. Aku tidak sama sekali mengharapkan apapun darimu tapi nyatanya kamu malah mengharapkan apa yang ada dari diriku. Hei, aku hanya ingin bilang jadilah seseorang bijak bukan jadi seorang pengecut yang sewaktu-waktu bisa berubah menjadi baik. Baik saja belum tentu bisa apa lagi tidak sama sekali bukan?  

Kalau dulu hadirmu bisa membuatku gila dan kini ketidak hadiranmu membuatku percaya kalau aku lebih bahagia.

Tapi tunggu... aku tidak sejahat yang kamu pikirkan. Kamu tau begitu banyak pertanyaan yang selalu ingin kutanyakan kepadamu, Namun dari sekian banyaknya pertanyaan itu yang terbaik adalah 

'Apa Salahku Padamu?' 

'Dimana Dirimu pada saat itu?' 

'Kenapa?' 

Ahh, aku tau semua sudah terlambat bukan? Kalaupun kamu mau menjawab jawablah dalam hatimu sendiri. Karena yang ku tahu kau tidak tau apa tujuan yang akan kita tuju HAHAHA klise sekali Dude! 

Mungkin ini surat terakhir yang akan kamu baca tentang pertanyaan-pertanyaan yang ingin ku tanyakan padamu tentang kita. Aku pernah mendengar kata-kata bijak seperti ini, eh tunggu entah kata-kata bijak atau tidak tapi aku pernah mendengarnya. Kira-kira bunyinya seperti ini *Better late than never?' 

Kamu pernah mendengar juga bukan? 

Melupakanmu bukan perkara mudah.

Menyembuhkan hati juga bukan perkara yang mudah. Rasanya seperti ahh, aku tak bisa mengungkapkannya dengan kata-kata. 

Perang melawan diri sendiri adalah hal yang bodoh yang pernah kulakukan. 

Tapi dengar, kamu tidak tau itu sama sekali! 

Siapa disini yang patut disalahkan? Aku rasa tidak ada. Yang terpenting aku sudah melakukan tugasku dengan baik.

Sudah sudah! 

Masa tersulit yang pernah kamu turaikan sudah kulalui dengan baik aku sudah berdamai dengan itu. Namun kadang hati dan pikiran tidak pernah sinkron kecuali di waktu yang tidak bisa kita tentukan. HAHAHA. 

Maaf bila aku ada salah, maaf juga bila aku tidak menjadi yang kamu inginkan, maaf tidak bisa menempatkan janji itu dengan baik, maaf aku tak bisa menunggu lebih lama karena semua manusia pada dasarnya tidak suka menunggu dan beribu-ribu maaf pun mungkin takkan mengembalikan semuanya seperti sediakala. Aku tau maaf itu hanya kata-kata yang klise setelah semuanya berubah menjadi bukan siapa-siapa lagi. HAHAHA, lucu sekali! 

Tapi kamu harus percaya aku pernah mendambakan hal yang indah bersamamu tapi hanya sebatas mendambakan. 

But, have you ever apologized directly to me???  

Not Yet!! 

Oh iya sebelum aku mengakhiri isi surat ini aku hanya ingin mengatakan bahwa aku bahagia bisa dimiliki olehmu walaupun hanya sebatas mimpi, aku bahagia bisa diajarkan olehmu walau itu tidak menjadi kita, aku juga bahagia bisa diperkenalkan Tuhan padamu walau itu hanya sebatas jarak. Terimakasih telah mengajarkanku banyak hal. 

Dan ya, aku menulis ini bukan rindu tentang kita atau menyesal dengan ini tapi aku yakin kamu pasti tahu. Terimakasih.


'Hei... Kamu harus berlari menuju sesuatu yang kamu harus tuju!'

'Sudah!'

'Sejak kapan?' 

'Sejak berdamai dengan semua ini' 


#4181 kata untuk kita yang pernah ada dan harus belajar dari kita yang pernah gagal#