Seseorang datang kepadaku bertubuh tinggi dan kurus
berambut panjang berwajah tirus dan tampan dengan
tampang lusuh dan seperti agak menyesal
Aku, yang sedari tadi duduk memandang layar ponselku
berharap orang yang bersamaku menghubungiku setelah
beberapa bulan lalu kami tak saling mengucap 'Hai'
Dengan gaya casual lelaki bertubuh kurus itu duduk tidak
jauh dari bangku yang kududuki
keheningan terjadi hampir beberapa menit
setelah anjing melolong panjang, Dia pun membuka suara
'Mau sampai kapan menunggu'
'Maaf, anda bicara dengan siapa?' Sembari melirik sekitar
'Sama orang yang barusan saja menjawab'
'Oh, maksudnya menunggu apa?'
'Menunggu layar ponselmu menyala lalu mati kembali'
'Sampai menyala lalu aku akan berhenti memandanginya'
'Begitu sajakah'
'Apa urusanmu soal layar ponsel yang menyala dan mati kembali!'
'Menunggu tak sesabar itu, mungkin saja dia lupa atau...'
'Atau apa!'
'Atau dia tak peduli padamu, siapa yang tau gadis mungil'
'Itu bukan urusan anda, lagi pula anda siapa saya'
lelaki itu bertepuk tangan di keheningan malam
'Brisik!'
'Ya..ya.. itu dia, lagi pula anda siapa saya?'
Aku mengerutkan kening
'Lagi pula anda siapanya dia?' Jika pertanyaan itu dibalikkan
ke kamu gadis mungil. Apa jawabanmu?
Aku diam sejenak , menghela nafas yang panjang
'Karena aku bukan siapa-siapanya'
'Yaps, kamu benar cantik. Kamu bukan siapa-siapanya
berhentilah mengepakkan sayap jika kau takut terjatuh saat terbang
berhentilah berharap jika harapan itu sudah jauh dan menghilang
itu akan akan membuang waktumu. Jika dia datang kembali sambutlah
dengan senyuman, kamu hidup cantik'
'Iya, aku tau. Tapi...'
Lelaki itu menghilang begitu saja entah kemana, aku mencari
kesegala arah tak ada satupun yang kutemukan
'Hei'
'Halo, apakah kau mendengarku!'
Tak ada jawaban sedikitpun. Aku berbalik dan ... ahh aku terjatuh
'Itu luka bukan? Jika iya apa yang harus kau lakukan'
'Mengobatinya'
'Ya, segeralah obati lukamu'
'Caranya! Tidak segampang yang kau ucapkan bangsat!
'Caranya mudah cantik, jangan mencoba berpura-pura'
"Maksudmu? berpura-pura apa?'
'Berpura-pura tidak tau akan keberadaan dia'
'Ya, dia ada namum absurd. Sama seperti mu tak berwujud
namun bersuara
'Iya, inilah perjuanganku kepadamu gadis mungil, tak terlihat
namun ada. Melihatmu dari kejauhan, ingin memelukmu namun
tak bisa. Sebregsek itukah aku?
Berjuang tapi tak terlihat itu seperti roh yang mengikuti badan'
'Maksudmu? kenapa jadi begini?'
'Aku pernah mencoba untuk sembunyi dari kata berjuang
tapi aku tak bisa. Kau terus mengikutiku. Hingga suatu malam
kau memukuliku dengan keras tak punya hati
'Ahh, aku tak paham apa yang kau katakan.
'Namun aku..
'Stop! aku paham sekarang, berjuang yang kau bilang tak harus
terlihat. Tapi tau kah kau berjuang itu selalu menghasilkan buah
tapi ini tidak. Aku berkata saja wujudmu tak ada. Lalu berjuang
yang kau ucapkan itu apa?
'Berjuang itu iklas, tak harus terlihat namun merasakan. Tak
harus ada tapi berarti gadis mungil. Berjanjilah berjuang untuk
iklas tak harus ada dan dilihat. Berjuangku ini tak pernah
mengenal waktu.
Terdengar suara dari kejauhan, dan ternyata ponselku berbunyi
suara itu mengalihkan pembicaraan kami. Seketika itu juga
sosok lelaki itu pergi entah kemana