Telah lama aku berharap pada apa yang sama sekali tak
terharapkan. Telah lama aku menunggu segala apa yang tak pantas ditunggu.
Terlalu membuang waktu untuk apa yang tak pantas diberi waktu. Entah dinamakan
dengan apa semua itu. Tapi aku terus mencoba tanpa letih berfikir semua akan
menjadi baik semuanya. Kubiarkan semua racun-racun itu menggerogoti pikiranku
serta waktuku, menghabiskan sisa-sisa jam yang berjalan untuk menggantikan hari
berikutnya. Siapa sangka ternyata itu membuatku terpental hingga keluar dari
bumi ini. Aku gelap tanpa cahaya , pupil mataku mengecil-membesar untuk mencari
cahaya tapi tak kunjung ada.
Aku gelap
Aku gelap
Aku dalam kegelapan
Waktupun
berjalan hingga bertahun-tahun gelap itu tak pernah berubah menjadi terang. Aku
belum terbangun dari hibernasi ini. Terpuruk dengan gelap dan dinginnya udara
serta sedikitnya oksigen yang aku punya. Tekanan ini terlalu menyiksaku.
Aku dalam kegelapan.
Aku rindu merasakan panasnya matahari, membludaknya debu-debu jalanan, ributnya angin yang saling berkejaran, tetesan setiap air hujan yang turun, dan kriminal yang sering terjadi padaku. Sesekali aku rindu gelang yang kugunakan ditangan kiriku serta sepatu kets yang selalu menemani kaki mungilku pergi kemana-mana. Aku tak punya sosok lain selain kegelapan ini, kegelapan yang semakin mengikatku untuk tetap selalu bersama.
Mungkin dibumi
sana masih ada harapan untuk melihat terang dan hangatnya matahari.
Aku rindu bagian dimana aku berperan dibumi sebagai ruang terbaik yang pernah ada. Aku tak biasa dengan kegelapan ini tak ada siapa-siapa disini hanya gelap yang ada tapi berkat tahun-tahun yang telah berjalan aku semakin terbiasa dengan gelap ini.
Aku rindu bagian dimana aku berperan dibumi sebagai ruang terbaik yang pernah ada. Aku tak biasa dengan kegelapan ini tak ada siapa-siapa disini hanya gelap yang ada tapi berkat tahun-tahun yang telah berjalan aku semakin terbiasa dengan gelap ini.
Telanjang
didalam kegelapan bukan bagian yang paling menyenangkan untukku dan ini adalah
kenyataan. Aku bisa mendengar, aku bisa merasakan sesuatu yang ingin
menjamahku, aku bisa menyentuh luasnya sayap-sayap dimana aku terdampar, tapi
aku tak bisa melihat terang. Aku bisa mendengarkan percakapanmu dibumi. Dimana
kau masih menginginkannya, dimana kau masih berbicara dengannya itu sebabnya aku
berada jauh dari bumi. Jauh bumi jauh langit, omong kosong.
Parade apa lagi yang akan kau permainkan. Aku belum bosan, aku menunggu. Tenang saja aku masih memiliki jantung yang sehat untuk kita bermain. Dan pastikan kau mengetahui permainan itu jangan sampai terjebak kembali sebab permainanmu tidak semudah rubik yang menarik. Aku yakin permainanmu melebihi sebuah rubik. Oleh karena itu aku berani menunggu.
Entah hari apa
dibumi saat ini yang pasti bukan harimu. Kuharap kau terjaga disana dan ku
harap aku bisa segera keluar dari kegelapan ini. Sesekali aku mendengar suaramu
bersamanya dan kau masih diliputi kenangan lama bersamanya. Semoga itu hanya
lintas imaji ku saja. Zat feromon dalam tubuhku membludak ingin sekali rasanya
aku tak ingin memiliki zat ini agar aku bisa tak merasakanmu.
Aku masih
berada jauh dari bumi. Tapi aku melihat seisinya sangat tenang dan seolah tak
ada apa-apa. Aku mungkin penemuan yang baru saja ditemukan oleh orang lain
orang yang berada diluar bumi ini, mungkin!
Aku melihatnya dikejauhan aku bisa merasakan kesendirian yang
dia alami. Tapi aku tak bisa bergerak. Kedua tanganku serasa mati rasa tak
mampu untuk bergerak. Seperti kepakan sayap kupu-kupu yang kaku.
‘’Halo..Kau baik-baik saja? Kuharap kau baik-baik’’
‘’Tidak, tidak seperti yang kau harapkan. Aku buruk.’’
‘’Kenapa kau buruk? Bukankah ada aku terlihat lebih
menyenangkan?’’
‘’Tidak!’’
‘’Kenapa?’’
‘’Kau jauh, kita tak mungkin bisa saling melihat. Kita hanya
bisa mendengar. Ingat itu baik-baik”. Tapi tunggu dulu.. Kau tahu aku ada
disini dari mana?’’
‘’Ha-ha-ha. Kita tidak hanya bisa mendengarkan saja. Aku bisa
merasakan keberadaanmu disini. Diruang kegelapan ini aku merasa kita akan
menjadi lebih baik ketika kita saling berbicara walaupun tak saling melihat. Bukankah
begitu?’’
‘’Kau benar juga. Aku baru menyadarinya, ngomong-ngomong
makasih sapaan mu. Kenalkan aku Nebula, aku tak tau berasal dari mana yang
pasti saat aku membuka mata aku berharap aku adalah terang dalam sebuah
ruangan. Kamu siapa?
‘’.....’’
‘’Hei.. Kau mendengarkanku?’’
‘’Eee..Ya. Ya. Aku mendengarkanmu Nebula. Namaku? .... ‘’
‘’Siapa? Siapa kau? Kenapa kau berhenti berbicara? Kenapa kau
lupa namamu? Ada apa denganmu?’’
‘’Panggil saja aku Bu.’’
‘’Apa? Bu ?’’
‘’Yaaaa’’
‘’Ahh.. itu tak baik. Tak kan ku panggil kau dengan sebutan Bu
itu. Bagaimana kalau namamu kuganti menjadi Kupu-Kupu? Aku yakin kau berada dan
terbang diatas sana yang ingin sekali menyentuhku.’’
‘Hmm.. Boleh, pilihan nama yang bagus sekali.’’
Begitulah
percakapan itu terjadi. Awal perkenalan yang baik. Sedikit tak membosankan.
Semakin hari semakin sering percakapan itu terjadi hingga aku lupa bahwa aku
masih berada dalam kegelapan ini. Aku tak mengenalnya tapi keakraban itu ada
dan nyata, kebersamaan itu ada, dan seolah-olah semua adalah nyata yang ada.
Apa kabar
bumi? Aku mendekatkan telingaku dan mendengarkan percakapanmu dengannya. Kalian
terlihat nyata, terlihat saling mencari, terlihat semakin meng-ada-kan keberadaa
kalian. Aku? Aku tak tau harus berkata apa aku sipemilik kata-kata indah itu
bisa kehabisan kata. Caramu bercerita dengannya sangat terpancarkan harapan
akan kebersamaan kembali, terpancar tanpa isyarat akan adanya keber-ada-annya
aku padamu. Aku semakin menajuh dari bumimu. Tangisku tak dapat tertahan,
tangisku adalah hujan dibumi yang tak dipahami oleh bumimu.
Aku mulai
merasakan hal aneh yang terjadi. Kesialan-kesialan yang lama ku pahami kini
jelas terlihat. Akulah sipencipta kesialan dalam diriku, akulah pelaku biadap
itu, akulah kegelisahan itu, akulah kesalahan semuanya. Terkutuklah aku.
Hancur, bubar, meledak!
Aku terpental semakin jauh aku semkain kehilangan jejakmu
kepakkan sayapku terbangun dan membentang luas aku mengelilingi kegelapan ini.
Sebuah sinar terpancar seperti bintang yang menungguku untuk mengelilinginya.
Aku menyesal!
Aku mencari Nebula. Aku memanggil-manggilnya tapi tak ada
sahutan. Aku butuh Nebulaku. Nebulaku menghilang, tanpa jejak dan tanpa pamit.
(Nebula.. Nebula.. Nebula)
Dimana tempat kita bertemu lagi? Aku tak mau menunggu hingga
menua.
‘’Kupu-kupu?’’
‘’Nebula?’’
‘’Dengarkan pesanku
baik-baik. Mungkin kita takkan pernah saling melihat tapi percayalah
kita pasti saling menemukan teruslah terbang disana jangan pikirkan bumimu
jadilah pancaran indah di luar bumi yang dapat dibanggakan. Jadilah sang
penjaga disana, jangan berharap untuk terus tertidur. Jangan menunggu apapun
hingga kau menua jangan lakukan itu.
Jadilah kupu-kupu nebula terbaik diantariksa jauh dari bumi
yang dapat memancarkan cahayanya untuk menenangkan bumi. Untuk menjaga bumi dan
menjaganya juga jika perlu.
Aku kupu-kupu
nebula terbaik yang pernah ditemukan diluar bumi, selamat menikmati kehidupan
diantariksa tanpa mengikuti jejakmu lagi, tanpa melihatmu lagi, tanpa
menunggumu lagi. Kepakan sayapku telah terbangun kini aku terang, kini aku
memaknai hidupku, kesialan itu telah berubah menjadi penjaga hati yang paling
berhati-hati. Aku telah terbangun dari tidurku yang bertahun-tahun,
pertanyaanku Dimana lagi akan kudengar suaramu? Dimana lagi Nebula ku
berada?. Aku terbangun dengan sangat hati-hati tanpa menghapus jejakmu yang
terlihat samar dari antariksa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar